The Foreigner bercerita tentang lelaki Cina tua yang balas dendam akan kematian putrinya yang terkena bom teroris di sebuah toko baju di London. Kelompok teroris ini dalam film diceritakan merupakan kelompok teroris yang berasal dari kelompok bernama IRA Otentik. Film ini dibintangi Jackie Chan dan Pierce Brosnan dan disutradarai Martin Campbell.
Mari mengabaikan sebentar alur ceritanya. Kelompok IRA Otentik semuanya berasal dari Irlandia dan tidak ada satu pun yang berwajah timur tengah atau membawa-bawa agama dalam dialog mereka. Selain sedikit pembahasan dalam adegan Sean Marrison yang merupakan anggota resimen Irlandia Raya dibekuk oleh Quan (Jacky Chan), yang ternyata adalah mantan tentara terlatih juga. Kemudian mereka berdialog, Quan bertanya pada Sean kenapa ia yang seorang Katolik ingin membela Inggris.
Baca juga : Ziarah : Kait Mengait Sejarah, Kuasa dan Personal
“I Fourgt For The regiment. Out the religion didn’t matter. We were all the same. That’s it,” kata Sean.
Pertama, ini menunjukkan bahwa ternyata tidak selamanya yang dilakukan teroris itu selalu memiliki alasan agama dibaliknya. Kedua, teroris yang digambarkan dalam film adalah orang-orang Irlandia yang memang secara historis memiliki sejarah panjang dengan bangsa Inggris. Meskipun dalam film tidak terlalu jelas apa maksud mereka memasang dan meledakkan bom-bom itu.
Ketiga, ada seorang perempuan dalam kelompok teroris tersebut yang merupakan kunci keberhasilan ledakan bom-bom mereka. Setelah ditelisik, si perempuan ternyata adalah pacar gelap dari wakil Irlandia yang merupakan mantan dari IRA. Tetapi Lam Hennessy sang wakil menteri, benar-benar kecolongan dengan peristiwa pemboman ini.
Di akhir cerita Maggie, si perempuan memanfaatkan wartawan dengan menaruh bom di laptop si wartawan. Bom itu hampir meleddak di pesawat. Untung saja semua akhirnya bisa di atasi. Maggie, saya pikir, sengaja tidak dibunuh oleh Quan yang telah berhasil menyusup ke apartemen mereka dan membunuh satu per satu teroris itu. Selain karena ia membiarkannya untuk saksi kunci, juga karena Quan tidak akan tega membunuhnya. Berkali-kali ia mengisyaratkan dalam dialognya di film bahwa ia tidak tega membunuh perempuan dan anak-anak.
Baca juga : PEKAN FILSAFAT UKWMS 2018: Lomba Teater, Film Pendek dan Foto Cerita untuk SMA Se-Surabaya
Secara singkat hal itu yang bisa kita dapatkan dari film tersebut. Secara singkat pula saya tidak ingin mengatakan bahwa ISIS itu bukan teroris. Mereka adalah teroris yang harus kita atasi bersama. Tetapi mari mendefinikan teroris secara luas. Jangan terpaku pada satu hal saja. Teroris itu bisa siapa saja. Dimana setiap orang yang berlatar dan berjenis kelamin apa pun bisa saja melakukannya.
Ikuti Idenera di Google News.
Terimakasih telah mengunjungi IDENERA.com. Dukung kami dengan subscribe Youtube: @idenera, X :@idenera, IG: @idenera_com
Tinggalkan Balasan