Nera Academia melalui program Kelas Tunas melaksanakan pendampingan pada anak-anak di luar jam sekolah. Pendamping itu di isi dengan berbagai hal yang tidak didapatkan dalam proses formal di ruangan kelas. Hal itu disampaikan Ria Tekat, Manajer Kelas Tunas Nera Academia saat memulai rekrutmen relawan di Surabaya.
Kelas Tunas yang digagas Nera Academia sudah berlangsung selama dua tahun. Selama dua tahun Nera Academia bekerjasama dengan berbagai komunitas dan sekolah untuk bersama-sama belajar dan memberikan ruang alternatif bagi anak-anak untuk tumbuh dan berkembang.
“Kelas Tunas bermula dari kolaborasi kami dengan Komunitas Akar Teki yang mendampingi anak-anak di Rumah Susun Jemundo tahun 2016” kata Ria Tekat.
Pada awal pendampingan di Rusun Jemundo, Nera Academia hanya fokus pada anak-anak kelas VI Sekolah Dasar yang akan mengikuti ujian nasional (UN). Sebabnya adalah keprihatinan dari orang tua terkait turunnya tingkat kelulusan UN anak-anak di Rusun Jemundo. Ada kondisi historis dan sosial yang menyebabkan mereka tidak mencapai nilai maksimal saat UN.
Anak-anak yang tinggal bersama keluarganya di Rumah Susun Jemundo yang berlokasi di kompleks Pasar Puspa Agro ini adalah survivor konflik yang terjadi di Sampang, Madura enem tahun silam.
Baca juga : 5 tahun tragedi Syiah Sampang dan Janji- janji Politikus
“Saat kami mendampingi anak kelas emem, banyak anak-anak lain bahkan yang masih balita ikut kumpul. Akhirnya kelas jadi ramai banget. Agar pendampingan UN kondusif, teman-teman relawan kemudian berinisiatif membuat kelas lain bagi yang belum kelas enem” cerita Ria.
Sejak saat itu, kelas tunas di Rusun Jemundo tidak hanya untuk persiapan ujian nasional tapi juga mendampingi anak usia dini dan sekolah dasar. Kelas dilaksanakan tiga kali seminggu, tiap hari kamis, sabtu dan minggu.
“Kelas Tunas Nera Academia kemudian berkembang, metode yang kami gunakan ternyata menarik perhatian beberapa teman guru. Selama dua tahun ini kami pernah berkejasama dengan SMP St.Louis Cepu dan SDN Kebonagung Bojonegoro” kata Lya, Kordinator Nera Academia.
Baca juga : Kelas Tunas SDN Kebonagung Bojonegoro, Belajar Merangkai Cita-Cita
Kelas Tunas, bukanlah program yang ditawarkan secara aktif ke sekolah-sekolah. Kelas Tunas lahir dari obrolan, diskusi dan keprihatinan lintas komunitas. Proses see, judge, act (melihat, menimbang, melakukan) menjadi cara Nera Academia memulai kerjasama dengan komunitas lain.
“Karena Nera Academia merupakan lembaga belajar, kami menekankan partisipasi belajar dari siapapun yang mau dan mampu. Kami juga menyiapkan model, metode dan materi yang sesuai agar program pendampingan berdampak baik bagi semua” jelas Lya.
Pada tahun 2018 ini, program Kelas Tunas akan terus dilanjutkan di Rusun Jemundo dan SDN Kebonagung. Nera Academia membuka kesempatan bagi siapapun yang tinggal di Surabaya dan sekitarnya sebagai relawan pendamping.
“Siapa pun boleh bergabung, asal memiliki minat dalam pendampingan anak di luar sekolah, mau, mampu dan setia terlibat dalam proses secara bersama-sama dalam kelompok” tegas Ria Tekat.
Baca juga : Isu sosial, politik dan lingkungan tidak menarik bagi mahasiswa Katolik di Surabaya
Relawan yang bergabung dengan Kelas Tunas akan melewati rangkaian proses, dimulai dengan pendaftaran, verifikasi dan wawancara, studi lapangan dan pembetukan tim. Semua informasi proses bisa dilakukan dan dilihat secara daring melalui media sosial Nera Academia.
Formulir pendaftaran Kelas Tunas klik http://bit.ly/2oDCNXs. Untuk info lebih lanjut bisa menghubungi Ria 085 640 66 99 19 atau melalui media sosial Nera Academia, IG : @neraacademia, FB fanpage: Nera Academia, web: www.idenera.com, dan email: neraacademia@gmail.com
Ikuti Idenera di Google News.
Terimakasih telah mengunjungi IDENERA.com. Dukung kami dengan subscribe Youtube: @idenera, X :@idenera, IG: @idenera_com
Tinggalkan Balasan