Pada 19 Desember 2022, masyarakat Surabaya diberi kejutan dengan hadirnya bus listrik sebagai transportasi publik baru. Sebanyak 12 unit bus tersebut merupakan hibah Kementerian Perhubungan (Kemenhub) yang pernah digunakan dalam KTT G20 pada November 2022 di Bali.
Bus tersebut layaknya primadona baru bagi masyarakat Surabaya saat pertama kali diluncurkan. Terlebih, rute yang dilalui dianggap strategis. Yakni Terminal Purabaya – Kenjeran Park. Rute-rute ini banyak diminati penumpang yang hendak ke Surabaya Timur dari Surabaya Selatan.
Karenanya, penumpangnya kerap terlihat penuh sejak awal berangkat. Sebagian penumpang juga mengatakan bahwa bus ini tidak bising saat mengaspal di jalanan. Tidak seperti bus pada umumnya. Sebagian lainnya juga sangat menikmati bus listrik ini karena kebutuhan rekreasi.
Dinas Perhubungan (Dishub) Surabaya selaku penerima hibah bus listrik mengatakan bahwa rute bus listrik akan ditambah. Yakni Tunjungan-Benowo atau dari Surabaya Pusat hingga Surabaya Barat. Penambahan rute ini rencananya akan direalisasikan saat ada penambahan armada bus listrik akhir Desember 2022.
Sayangnya, bus listrik rute Purabaya – Kenjeran Park ini hanya beroperasi hingga 30 Desember 2022. Hanya 12 hari beroperasi. Masyarakat pun tidak bisa lagi merasakan bus listrik. Harapan untuk menikmati rute menuju Surabaya Timur dan Barat pun tampaknya harus ditunda dulu.
Dishub Surabaya pun menanggapi hal ini. Pihaknya mengatakan bahwa bus listrik hibah G20 berhenti beroperasi sementara waktu karena evaluasi operasional layanan dan kontrak yang harus diperbarui. Kontrak yang dimaksud yakni antara Kemenhub dan DAMRI selaku operator bus listrik.
Kini, rute yang dilalui bus listrik di Surabaya Timur digantikan oleh Bus Trans Semanggi Suroboyo. Namun, rute yang dilalui dimulai dari Gunung Anyar, bukan Terminal Purabaya seperti bus listrik yang terdahulu. Bus yang menggantikan pun hanya 3 unit. Tidak seperti bus listrik yang beroperasi hingga 10 plus 2 unit cadangan.
Mulanya, Dishub mengatakan bahwa kontrak tersebut akan selesai pada akhir Januari 2023. Setelah itu, bus listrik akan beroperasi kembali. Namun, hingga akhir Februari 2023, belum ada tanda-tanda bus listrik akan berjalan kembali. Masyarakat pun kecewa, namun tetap menanti.
Kekecewaan Masyarakat
Salah seorang penumpang, Ikrom Zain mengatakan bahwa dirinya sempat merasakan bus listrik Surabaya. Dia pun mengaku bahwa mesin bus listrik ini sangat halus dan sopirnya pun cukup hati-hati sehingga nyaman ditumpangi. Tidak seperti bus lainnya yang cenderung melaju kencang.
Dia pun kecewa dan merasa kecele (tertipu.red) saat bus listrik ini berhenti beroperasi. Ikrom juga merasa pemerintah tidak serius dalam menjalankan angkutan umum ini. Kecewanya pun bertambah saat informasi bus listrik tidak beroperasi terkesan mendadak.
“Banyak masyarakat yang kecele karena sudah menunggu bus di halte, ternyata sudah tidak beroperasi lagi. Sepertinya bus ini memang tidak benar-benar ditujukan untuk masyarakat Surabaya,” kata dia.
Kekecewaan juga dirasakan oleh warga Surabaya lainnya, Suyanti Prasetio. Ia sempat naik bus listrik Surabaya beberapa kali. Sebabnya, titik pemberhentian bus listrik dekat dari rumahnya. Suyanti pun sempat kecewa saat bus listrik tersebut tidak beroperasi lagi untuk sementara waktu.
“Pasti kecewa ya, sudah senang tapi kok malah berhenti busnya. Sekarang sudah ada penggantinya, tapi kan bukan listrik, jadi harapan Surabaya bisa mengawali transisi energi ini pupus,” keluh Suyanti.
Sementara itu, Ketua Forum Diskusi Transportasi Surabaya (FDTS) Aditya Wicaksana memaklumi kekecewaan masyarakat dengan berhentinya operasional bus listrik Surabaya. Dia menduga, bus listrik berhenti karena ketidaksiapan dari segi teknis maupun infrastruktur.
Dugaan itu berdasarkan aduan dari penumpang bus listrik. Seperti mesinnya yang sempat berhenti di tengah jalan, penumpang yang dioper ke bus listrik lain dengan alasan yang tidak jelas, hingga daya tahan baterai bus yang belum diperhatikan dengan baik.
“Jadi menurut kami ya memang Pemkot Surabaya dan operator belum siap untuk mengelola bus listrik. Secara infrastruktur juga belum siap,” papar dr Aditya.
Nasib Bus Listrik Surabaya Saat Ini
Setelah kekecewaan masyarakat terus datang, rasa penasaran mengenai nasib bus listrik itu pun muncul. Keberadaannya dikonfirmasi langsung oleh General Manager DAMRI Surabaya, Yulianto. Menurut dia, 12 unit bus listrik itu terparkir di pool bus DAMRI, Jagir, Surabaya.
Saat tiba di depan pool, keduabelas bus yang berwarna merah-hitam itu tampak dari luar. Bus-bus listrik itu berjejer di sebelah kiri. Salah satu tim perawatan bus dari PT INKA, Siswanto menyambut dan langsung mempersilahkan untuk melihat-lihat keadaan bus itu.
“Ini (bus listrik) meski nggak dipake tetap kami rawat berkala dan kami uji,” kata Siswanto saat menjelaskan perawatan bus listrik itu.
Dia juga mengajak masuk ke dalam salah satu bus berkapasitas 24 penumpang itu. Terdapat tiga ikat kabel di dek bus. Menurut Siswanto, kabel itu digunakan untuk menguji mesin bus listrik. Sementara, bus juga terlihat terhubung dengan alat pengisi daya tepat di belakangnya.
Menurut Siswanto, saat ini ada tambahan 1 bus listrik lagi yang ada di Pool DAMRI Jagir Surabaya. Sehingga jumlahnya saat ini ada 13. Lalu, ada 2 alat pengisi daya yang tersedia di sana. Dia juga menjelaskan bahwa saat ini PT INKA memang ditunjuk sebagai tim perawatan bus listrik hibah G20.
“Kami sekarang berfokus pada kecepatan dan percepatan bus listrik, serta waktu pengisian daya yang akan dipercepat,” tutur Siswanto
Siswanto menjelaskan bahwa perawatan itu dimaksudkan agar bus listrik siap digunakan saat kontrak perjanjian baru sudah disepakati. Sehingga, berbagai kekurangan yang sebelumnya telah diperbaiki. Dia pun sempat mendengar bahwa kontrak antara Kemenhub dan DAMRI akan diselesaikan pertengahan Maret 2023.
“Kalau nggak salah, saya dengar itu pertengahan Maret 2023, jadi pas itu bus listrik Surabaya ini akan jalan lagi,” imbuhnya
Dia mengatakan bahwa saat ini juga ada 3 bus yang berada di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). Satu lagi akan datang dari PT INKA dalam waktu dekat, sehingga jumlahnya akan ada 17 unit. Sementara alat pengisian daya terdapat 2 unit di Pool DAMRI Jagir Surabaya, 2 di Terminal Purabaya, dan 1 di ITS.
“Jadi kami betul-betul mempersiapkan infrastruktur itu ya. Kami pun sudah siap kalau sewaktu-waktu bus listrik ini dioperasikan kembali,” kata Siswanto.
Siswanto menuturkan, PLN juga rencananya akan menyediakan alat pengisian daya. Namun, dia pun belum mengetahui perkembangannya. Menurutnya, pengisian daya memang menjadi salah satu fokus perawatan bus listrik Surabaya sembari menunggu kontrak yang akan diselesaikan.
“Sekarang kan untuk mengisi daya hingga 100 persen butuh waktu 1 jam 45 menit. Nah ini mau ditingkatkan hanya 30 menit saja,” papar dia.
Siswanto juga membuktikan langsung bahwa bus listrik tersebut masih beroperasi dengan baik. Dia dan timnya mencoba berkeliling pool menggunakan bus listrik itu hingga 4 kali putaran. Sepanjang percobaan, bunyi mesin bus listrik itu memang terdengar halus dan mesinnya nampak tidak ada kendala.
“Sejauh ini memang bus listrik baik-baik saja dan tidak terbengkalai. Kami pun berharap kontrak pemerintah dan DAMRI segera selesai agar bus ini kembali beroperasi,” pungkas Siswanto.
Editor: Andre Yuris
Ikuti Idenera di Google News.
Terimakasih telah mengunjungi IDENERA.com. Dukung kami dengan subscribe Youtube: @idenera, X :@idenera, IG: @idenera_com
Tinggalkan Balasan