Salah satu perikop favorit saya adalah tentang firman yang menjadi manusia pada bab pertama Injil Yohanes. Metafora yang indah-indah tumpah ruah di perikop ini, menggambarkan Yesus sebagai sosok surgawi. “Membuka tali kasut-Nya pun aku tidak layak” kata Yohanes Pembaptis. Yohanes Pemandi atau Nabi Yahya menggambarkan kemuliaan Yesus Sang Putra Allah. Sang Putra Allah, mesias yang dikirim ke dunia untuk ‘menyelamatkan’ umat manusia. Yesus begitu dielu-elukan sebagai sosok superpower yang membawa keselamatan, bahkan jauh sebelum mujizat pertama-Nya dalam pesta perkawinan di Kana.
Baca juga : Maria Menjadi Ibu Yesus Bukan Semata Karena Takdir
Soal ‘menyelamatkan’ ini bukan hal baru dalam Kitab Suci. Sejak Perjanjian Lama, banyak tokoh yang diutus dengan kemampuan istimewa untuk menyelamatkan kaumnya. Sebut saja Elisa, Daniel, Elia, Samuel, serta Musa yang tersohor itu. Dengan caranya masing-masing, mereka dipakai Yahwe untuk ‘menyelamatkan’ bangsanya.
Lalu apa istimewanya Isa Al-masih. Toh nabi-nabi sebelum Dia bekerja sama nyatanya. Bahkan Musa berhasil membawa bangsa Israel keluar dari perbudakan Mesir. Apa istimewanya Yesus sehingga kelahiran-Nya dinubuatkan sejak dahulu kala oleh nabi-nabi besar? Apa keistimewaan dari ‘keselamatan’ yang ditawarkan-Nya?
Bagaimana Kasih Menyelamatkan?
Pagi tadi, dalam diskusi di sela-sela misa (maaf), kami menemukan jawabannya! Berawal dari celetukan saya kepada adik saya saat mendengar bacaan injil, yakni dari perikop kesukaan saya di atas. “What a brainwash!” Perikop tersebut ditulis dengan sangat persuasive, metafora yang dipakai membuat esensi kelahiran Yesus tak terbantahkan. Jika Yesus disamakan dengan terang yang menerangi setiap orang, Ia sungguhlah amat penting.
Jika segala sesuatu dijadikan oleh Dia, siapa yang bisa melawan?. Ada tawaran Yesus yang kuat-kuasa jika digunakan sungguh-sungguh. Tawaran sekaligus perintah utama yang kiranya menjadi solusi morat-maritnya dunia dari jaman ke jaman. Saya kira, itulah kenapa Yesus menjadi penyelamat kita. Ia mengajarkan CINTA KASIH!
Kasih yang diberikan dalam bentuk tumpangan MENYELAMATKAN seseorang dari hujan malam ini. Kasih yang dibagi melalui 15 menit bicara di telpon, MENYELAMATKAN seorang ibu dari kerinduan yang menderanya. Kasih yang mengampuni 70 kali 7 kali MENYELAMATKAN seseorang dari luka hati yang membunuh dari dalam.
Baca juga : Natal Adalah Jihad Hati
Kasih yang membawa seseorang berpindah dari negaranya ke Africa demi misi mencegah malaria MENYELAMATKAN jutaan anak. Kasih yang membawa guru-guru masuk ke pedalaman, MENYELAMATKAN masa depan anak-anak bangsa. Kasih tidak tamak, maka takkan ada korupsi. Kasih memutuskan amarah dan dendam. Kasih mencegah perselisihan, ketidakadilan dan kematian. Kasih memang MENYELAMATKAN!
Urusan beginian memang rumit bagi penggemar realisme sosial seperti saya. Saya berharap, keselamatan yang ditawarkan Isa Almasih kepada seluruh umat manusia dituliskan dengan lebih gamblang oleh para penginjil. Atau mungkin, saya saja yang kurang khidmat memahami sehingga ada saja pertanyaan yang terus bermunculan tentang Yesus yang hari ini dirayakan pesta kelahiran-Nya. Setidaknya, hari ini saya melihat betapa CINTA KASIH mampu menyelamatkan.
Semoga saya mampu menyertakan KASIH dalam setiap keputusan saya. Selamat Natal.
Ikuti Idenera di Google News.
Terimakasih telah mengunjungi IDENERA.com. Dukung kami dengan subscribe Youtube: @idenera, X :@idenera, IG: @idenera_com
Tinggalkan Balasan