Karakter dari persahabatan ini adalah bagian pembahasan dari buku IX dari komentar Thomas Aquinas atas buku Etika Nikomakea. Ada beberapa karakteristik dari persahabatan, yang pertama adalah kehendak baik. Menurut Aquinas, kehendak baik adalah sebuah afeksi interior seseorang. Karena dia adalah sebuah afeksi maka kehendak baik itu bukanlah cinta tetapi masih dalam taraf hasrat (passion).
Dan walaupun dia bukan cinta atau sahabat itu sendiri, tetapi sama halnya dengan afeksi, kehendak baik adalah awal dari persahabatan. Dia memperkuat hal ini dengan menjelaskan bahwa kehendak baik sebagai afeksi itu dapat dirasakan oleh semua orang termasuk orang asing. Sedangkan dalam penjelasan sebelumnya Thomas sudah menunjukkan bahwa tidak ada persahabatan dalam hubungan manusia dengan orang asing. Karena dalam hubungan itu tidak ada cinta yang timbal balik.
Sebagai titik atau langkah awal dari sebuah persahabatan, kehendak baik adalah elemen atau karakteristik yang penting dalam menjalani persahabatan. Tidak ada persahabatan tanpa kehendak baik. Seseorang harus memiliki kehendak baik dahulu baru dia bisa bersahabat. Tetapi dengan memiliki kehendak baik saja seseorang belum bisa dikatakan bersahabat, karena orang-orang dengan kehendak baik hanya mengharapkan kebaikan kepada obyek keuntungan mereka, namun tidak sampai pada melakukan tindakan-tindakan baik untuk mereka atau merasa prihatin dengan kemalangan mereka.
Aquinas menggambarkan kehendak baik itu sebagai sebuah persahabatan yang malas karena dia tidak ikut ambil bagian dalam aktivitas persahabatan. Namun ketika seseorang terus dalam waktu yang lama dalam kehendak yang baik dan menjadi kebiasaan untuk mengharapkan yang baik untuk siapa saja, jiwanya dikuatkan dalam menghendaki yang baik, supaya kehendaknya itu tidak sia-sia tetapi aktif. Dalam hal itulah persahabatan muncul.
Kehendak baik itu tidak bergantung pada lamanya waktu dan kebiasaan dari jenis persahabatan yang menguntungkan dan memuaskan.[35] Thomas Aquinas berpendapat bahwa kehendak baik itu tidak berkembang dalam jenis-jenis persahabatan tersebut karena mereka tidak memiliki ruang untuknya. Khususnya dalam persahabatan yang memuaskan, adalah suatu hal yang mustahil bagi kehendak baik berkembang di sana karena di dalam persahabatan jenis ini setiap sahabat mengharapkan dari orang lain kenikmatan untuk dirinya sendiri yang kadang dapat menyakiti orang lain. Sedangkan untuk persahabatan yang menguntungkan, kehendak baik itu masih mungkin berkembang dengan catatan bahwa harus ada keadilan di mana keduanya saling memberikan keuntungan untuk satu sama lain.
Yang kedua adalah persetujuan. Sama dengan kehendak baik, persetujuan juga terletak di dalam afeksi manusia tetapi dasarnya adalah pertimbangan pribadi seseorang. Persetujuan ini sangat berkaitan erat dengan persahabatan antar warga negara. Pada umumnya karakter dari persahabatan itu adalah memiliki pilihan yang sama. Dan pilihan yang sama inilah yang menghasilkan sebuah persetujuan. Namun Aquinas juga sadar bahwa pilihan yang sama itu tidak hanya terjadi dalam sebuah persahabatan karena menurut dia, antar orang yang belum saling kenalpun ada kemungkinan untuk memiliki pilihan yang sama. Tetapi, perbedaannya adalah karena mereka tidak saling mengenal maka tidak akan terjadi persetujuan dan juga tidak ada persahabatan.
Di sisi lain, dalam sebuah persahabatan bisa saja terjadi pandangan dan pilihan yang berbeda antar sahabat. Tetapi dalam sebuah negara, warganya melakukan persetujuan ketika mereka telah memutuskan apa yang berguna bagi mereka. Oleh karena itu, mereka sering melakukan pemungutan suara dan bekerja sama untuk membangun proyek yang dilihat sebagai kepentingan atau kebaikan bersama (common good). Setiap orang pasti akan menyetujui sebuah obyektif sebagai tujuan yang sama yang telah mereka dambakan selama ini. Inilah yang membuat persahabatan itu ada. Biasanya hal ini kita temukan hanya pada orang-orang yang berkeutamaan. Mereka tidak mudah mengubah pemikiran mereka tentang pilihan atau kerja. Mereka mengharapkan apa yang adil dan berguna dan mengejar mereka sebagai tujuan hidup.
Yang ketiga adalah kemurahan hati. Menurut Aquinas, kemurahan hati adalah sebuah pembuktian dari persahabatan. Dalam hal ini Aquinas mengangkat hubungan persahabatan antara penderma dan yang didermakan. Dia menyatakan bahwa cinta yang ditunjukkan oleh penderma kepada yang didermakan itu terlihat jauh lebih besar jika dibandingkan dengan cinta dari orang yang didermakan itu kepada si penderma. Mengapa begitu? Itu karena dia melihat bahwa cinta dari yang didermakan itu adalah sebuah cinta yang berasal dari perasaan hutang budi. Kaum penderma tidak lagi dilihat sebagai penderma tetapi sebagai peminjam. Karena pada dasarnya pemberian derma itu adalah suatu tindakan amal dari rasa cinta yang diberikan secara cuma-cuma sehingga pemberian kembali sebagai rasa terima kasih bukanlah sebuah tugas dari yang didermakan.
Bersambung : Thomas Aquinas : Persahabatan antara manusia dengan pure spiritual being
Oleh: Aloysius Luis Kung. Mahasiswa Fakultas Filsafat Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya. Dimuat atas kerjasama Jurnal WIWEKA, Nera Academia dan www.idenera.com. Artikel ini pernah dimuat di Jurnal WIWEKA Vol.6 Edisi Juni 2017.
Menjadi Manusia Belajar dari Aristoteles, Kanisius,Yogyakarta 2009, 3.
THOMAS AQUINAS, Commentary on Aristotle’s Nicomachean Ethics, diterjemahkan oleh C. I. Lizinger, Dumb Ox Books, Notre Dame 1964, 476.
Thomas Aquinas, Summa Theologiae, II-II, Quaestio 1 art. 3
JAMES MCEVOY; “The Other as Oneself: Friendship and Love in the Thought of St. Thomas Aquinas”, dalam James McEvoy dan Michael Dunne (eds.), Thomas Aquinas; Approaches to Truth, Four Courts Press, Dublin 2002, 18.
ARISTOTLE, Nicomachean Ethics 1.1.1.
ETIENNE GILSON, The Christian Philosophy of St. Thomas Aquinas, University of Norte Dame Press, Norte Dame 2006, 256.
ROBERT MINER, Thomas Aquinas on the Passion, Cambridge University Press, Cambridge 2010,116.
Ikuti Idenera di Google News.
Terimakasih telah mengunjungi IDENERA.com. Dukung kami dengan subscribe Youtube: @idenera, X :@idenera, IG: @idenera_com
Tinggalkan Balasan